Rabu, 12 Oktober 2011

Kuliah dan pelajaran


Kuliah itu kita sendiri yang merasakan. Nyaman engganya, capenya, ribetnya, senengnya, susahnya ya kita yang menjalani dan merasakan langsung. Bukan orang tua. Kuliah itu berhubungan langsung sama karir dimasa yang akan datang, jadi akan menjadi bencana besar kalau kita salah langkah. Sekali lagi, kuliah itu kita sendiri yang menjalani, bukan orang tua. Kalau menurut orang tua benar, bukan tidak mungkin salah menurut kita yang menjalani. Tapi yang coba gw yakini adalah, itu semua hanyalah masalah waktu. Bagaimanapun, ridho orang tua akan membawa anaknya ke ujung yang berkah.

Tapi bukan hal yang mudah dalam menjalani "waktu yang dibutuhkan itu".

Kuliah di tempat yang sebelumnya ga pernah diingini sama sekali, jauh jauh amat sangat jauh dari impian, sulit. Setiap hari kenyataan harus bertengkar dengan ego dan kesedihan. Kenapa harus gw ada disini? Kesombongan akan ketidakcocokan. Merasa terbiasa dengan lingkungan yang “terbaik”. Sombong. Sangat sombong. Apalagi jika untuk berada disinipun bukan keputusan yang diambil sendiri.

Ga nyaman, ga sejalan, ga sepikiran, ga sepandangan. Waktu hari pertama aja udah marah-marah karena tempat sampah yang sangat sedikit! Apa iya ga ada satupun sosok disini yang berpikir kalo ini akan membuat orang males buang sampah ditempatnya? Masa iya buat buang sampah aja gw musti naik turun tangga? Hari selanjutnya yang paling bikin emosi, setelah mengelilingi ruang admin ga ada satupun colokan listrik tersedia! HOW COME?! Gimana kabarnya dengan laptop batre bocor yang sekarat pas lagi ngirim tugas yang udah deadline? Batre hp lemot yang harus selalu dicabut? Sepele emang, sepele banget, tapi sukses bikin emosional meningkat tajam! Ini akibat, ini semua akibat dari perbuatan gw sendiri. Usaha yang ga maksimal.

Tadinya gw pikir dengan berada disini gw bisa dengan mudah jadi yang terbaik, sombong lagi. Tapi ternyata ga semudah yang dibayangkan. Mereka yang ada disekeliling gw sekarang, sangat ga pantes untuk disepelekan. Two thumbs up buat yang satu itu. Jujur ini bikin kaget. Mereka ga seperti yang gw pikir atau mungkin yang orang-orang pikir. Apa yang ada diotak mereka, tujuan bahkan alasan mereka bertahan hidup jauh lebih maju dari gw. Ini malah bikin minder sekaligus semangat buat gw. Ternyata gw ga ada apa-apanya dari mereka yang sebelumnya gw sepelekan, ini pelajaran. Ga boleh sembarangan menilai dan atas dasar apapun sombong itu tidak baik! Gw harus ambil banyak pelajaran dari mereka. Gw harus maju di tempat yang udah ALLAH SWT kasih ini.

Kecewa. Sangat terbaca perasaan kalian ma, pa. Maaf untuk itu. Tapi apa iya tahun depan harus dicoba lagi? Dengan umur yang makin bertambah? Sekecewa itukah kalian?

Gw percaya, ridho orang tua selalu benar. Kalau memang tahun depan harus dicoba lagi, ya jalani aja. Kalau membanggakan orang tua aja BELUM bisa, masa iya menuruti keinginan orang tua juga ga bisa? Lagi pula masih tahun depan. Ga ada yang tau apa yang akan terjadi nanti.

YaALLAH, apapun yang aku jalani sekarang, aku sangat percaya ini semua proses menuju bahagia yang seutuhnya. Ini janji tertulis, untuk selalu mengusahakan yang terbaik. Semoga proses ini lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar